I.
Formula Asli
“Tetes
Mata Glaukoma”
II.
Rancangan Formula
Nama Produk :
Tricomp® Tetes
Mata
Jumlah Produk :
1000 botol @ 7,5 ml
Tanggal Formulasi :
3 April 2012
Tanggal Produksi :
3 April 2013
No. Reg :
DKL 1211000247 A1
No. Betch :
L 110002
Komposisi :
Tiap 7,5 ml mengandung
Timolol maleat 0,25%
Benzalkonium klorida 0,1%
Na2EDTA 0,1%
Povidone 2%
NaCl 0,56%
NaH2PO4 0,384%
Na2HPO4 0,1805%
API ad 7,5 ml
III.
Master Formula
Diproduksi
Oleh
|
Tanggal
Formulasi
|
Tanggal
Produksi
|
Dibuat
Oleh
|
Disetujui
Oleh
|
PT. Kelompok 1
Farma
|
3 April 2012
|
3 April 2013
|
Kelompok III
|
|
Kode
Bahan
|
Nama
Bahan
|
Kegunaan
|
Per
Botol
|
Per
Batch
|
TM-01
BK-02
NE-03
PP-04
NH-05
NP-06
NL-07
AP-08
|
Timolol maleat
Benzalkonium Cl
Na2EDTA
Povidone
NaH2PO4
Na2HPO4
NaCl
API
|
Zat Aktif
Pengawet
Penghelat
Pemviskos
Pendapar
Pendapar
Pengisotonis
Pembawa
|
31,25 mg
1,25 mg
12,5 mg
250 mg
48 mg
22,56 mg
78 mg
Ad 7,5 ml
|
31,25 g
1,25 g
12,5 g
250 g
48 g
22,56 g
78 g
Ad 7,5 l
|
Tabel : Tabel Master Formula Tetes Mata
Steril
IV.
Alasan Pembuatan Produk
Produk steril adalah sediaan terapetis dalam bentuk
terbagi-bagi yang bebas dari mikroorganisme hidup, pada prinsipnya ini termasuk
sediaan parenteral, mata dan irigasi. (Lachman, 1986; 1292)
Tetes mata merupakan sediaan mata berupa larutan
/suspensi atau larutan berminyak dari alkaloid, garam-garam alkaloid,
antibiotik, atau bahan-bahan lain yang ditujukan untuk penggunaan mata dengan
cara meneteskan obat ke dalam selaput lendir mata di sekitar kelopak mata dan
bola mata yang diformulasi dengan pertimbangan tonisitas, pH, viskositas,
sterilisasi, bahan antimikroba dan pengemasan baik. (Dirjen POM, 1979; 10)
Mata kita tidak mengandung antibodi seperti pada
darah ataupun mekanisme untuk memproduksi antibodi tersebut. Oleh karena itu
mekanisme pertahanan utama mata untuk melawan infeksi mata secara sederhana
yaitu dengan pengeluaran air mata. Pada air mata ditemukan sebuah enzim, yaitu
lisozim yang mempunyai kemampuan untuk menghidrolisa polisakarida dari beberapa
mikroorganisme. Namun ada beberapa mikroorganisme yang tidak terpengaruh oleh
adanya enzim lisozim Pseudomomas aeruginosa. (Sprowl, J.B:181)
Berdasarkan tempat kerjanya, tetes mata bekerja pada
konjungtiva, kornea dan iris. Penggunaan tetes mata akan menghasilkan efek yang
bervariasi dari obat pada bagian konjugtiva, kornea dan iris. (RPS 18th:1587)
Timolol topikal efektif untuk pengobatan glaukoma
sudut terbuka, beta-bloker mengurangi tekanan intraokuler, dengan mengurangi
produksi cairan bola mata oleh badan siliaris. Timolol tersedia sebagai tetes
mata dengan kadar 0,25% dan 0,5%. Dosis awal 1 tetes larutan 0,25% 2 kali
sehari.
V.
Alasan Penggunaan Bahan
1. Timolol
Maleat
a. Martindale 36th; 1413
Timolol adalah non beta blocker cardioselektif yang
digunakan dalam pengobatan glaukoma. Tetes mata yang menggunakan timolol maleat
atau hemyhidrate setara dengan 0,25 an 0,5% dari timolol yang ditanamkan dua
kali sehari untuk mengurangi intra okuler tekanan dalam glaukoma sudut terbuka.
b. Fater V; 100
Timolol topikal efektif untuk pengobatan glaukoma
sudut terbuka, beta-bloker mengurangi tekanan intra okuler, mungkin dengan
mengurangi produksi cairan bola mata oleh badan iris. Timolol sedia sebagai
obat tetes mata dengan kadar 0,25% dan 0,5%. Dosis awal 1 tetes larutan 0,25%
2x sehari.
c. OOP V; 518
Beberapa beta-bloker digunakan dalam tetes mata
sebagai obat pilihan pertama pada glaukoma untuk menurunkan tekanan mata yang
meningkat. Produksi cairan mata dikurangi mungkin akibat blokade B2,
tersedia tetes mata dengan betaxolol, carteolol. Metilpronolol, timolol.
2. Benzalkonium
Klorida
a. Excipient; 56
Benzalkonium klorida adalah senyawa amonium kuartener
yang digunakan dalam formulasi farmasetik sebagai antimikroba yang dalam
aplikasinya sama dengan surfaktan kation lain, seperti cetrimide. Dalam sediaan
obat mata, benzalkonium klorida adalah pengawet yang sering digunakan, pada
konsentrasi 0,01%-0,02% b/v. Sering digunakan dalam kombinasi dengan pengawet
atau eksipien lain, terutama 0,1% b/v dinatrium EDTA, untu meningkatkan
aktivitas melawan Pseudomonas.
b. Ansel; 544
Dalam preparat untuk mata, campuran benzalkonium
klorida (0,01%) dan Na2EDTA (0,01%-0,1%) digunakan untuk tujuan yang
sama. Mempunyai kemampuan untu menahan dari Pseudomonas aeruginosa lebih
peka terhadap benzalkonium klorida.
c. DOMMartin; 896
Benzalkonium klorida adalah pengawet yang paling
efektif dan bereaksi dengan cepat, jika penggunaannya terkontrol. Umumnya Na2EDTA
ditambahkan untuk meningkatkan aktivitas amonium kuartener.
3. Na2EDTA
a. Excipient; 243
Dinatrium EDTA digunakan sebagai agen pengkhelat dalam
formulasi farmasetik dengan konsentrasi 0,005-0,1% w/v.
b. DOM Martin; 896
Umumnya Na2EDTA ditambahkan untuk meningkatkan
aktivitas amonium quartener.
c. Codex; 165
Aktivitas benzalkonium klorida meningkat jika
dikombinasi dengan agen pengkhelat, biasa digunakan dengan kadar 0,02% Na2EDTA.
4. NaCl
a. Excipient; 637
Sodium klorida digunakan sebagai suatu osmotic agent dan
untuk sediaan non parenteral digunakan untuk larutan isotonik, kadar
≤ 0,9%.
b. Raymond; 2006
NaCl banyak digunakan dalam berbagai formulasi
farmasetik paranteral dan nonparanteral dimana khususnya digunakan untuk
menghasilkan larutan isotonis dalam formulasi obat-obat intravena atau obat-oba
yang ditujukan untuk mata sebesar ≤ 0,9%. ΔTf-nya
terhadap air= 0,52, konsentrasinya sesuai dengan larutan 0,9% NaCl.
c. Ansel; 544
Digunakan sebagai bahan pengisotonis karena mempunyai
tekanan osmosis yang sebanding dengan larutan NaCl 0,9%.
5. Povidone
a. Jurnal Tetes Mata; 8
Polivinil
povidone digunakan untuk meningkatkan waktu kontak sodium dengan kornea
sehingga jumlah zat aktif yang berpenetrasi ke dalam mata akan semakin tinggi
sehingga dicapai harapan efek terapi.
b. Excipient; 661
Povidone digunakan sebagai pensuspensi, penstabil dan bahan
pemviskos, dengan range
2-10%.
c. Ansel; 552
Povidone digunakan sebagai pengental pada larutan
untuk mata.
6. Dapar Fosfat
a. Excipient; 581
Na2HPO4 dan Na2H2PO4
merupakan dapar yang umum digunakan untuk menjaga pH dan stabilitas.
b. Scoville’s; 228
Buffer phosfat digunakan sebagai pembawa yang dapat
memberikan stabilitas terbesar denngan aksi fisiologisnya.
7. API
a. Lachman Industri; 1294
Sejauh ini pembawa yang sering digunakan untuk produk
steril adalah air, karena air merupakan pembawa untuk semua cairan tubuh.
b. SDF; 19
Air steril untuk injeksi pada temperatur ekstrim
(tinggi) akan mencegah terjadinya reaksi pirogen dengan menghambat
pertumbuhan mikroba.
c. FI III; 69
Dalam penggunaanya digunakan sebagai pembawa.
VI.
Uraian Bahan
1.
Timolol Maleat (MD 36th :
1412)
Nama resmi : TIMOLOL MALEAT
Sinonim : timolol Maleat
RM/BM : C13H24N4O2S.CH4O4/432
Pemerian : Hablur putih, atau hampir putih,
brbentuk Kristal atau jernih atau kistal tidak berwarna/pucat.
Kelarutan : Larut dalam air, alcohol, metal alcohol, sedikit
larut dalam kloroforom, dalam PG, dan tidak dapat larut dalam cyclohexane dan
eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, terlindung
dari cahaya.
Khasiat : Antiglaukoma
Kegunaan : Zat aktif
Sterilisasi
: Otoklaf atau penyaringan
Inkompaktibel :
Incomp
dengan garam-garam iodida, bromida, alkil, asam tannat, guinin dan merkuri.
pH
kestabilan : Stabil pada pH antara
3,8-4,8
Farmakologi : ß-Bloker
selective yang memiliki efek menurunkan
tekanan terutama menurunkan produksi aqueus humor
dengan memblok reseptor ß2
dalam proses siliaris untuk memblok transport aktif dan ultrafiltrasi
Farmakodinamik : ketika digunakan secara topikal ke mata,
memiliki aksi mengurangi tinggi tekanan intraokuler, maupun tidak diikuti
dengan glaucoma. Tekanan intra okular yang tinggi adalah factor resiko utama
dalam pathogenesis, kehilangan lapangan penglihatan glaucoma dan kerusakan
saraf optic.
2.
Dinatrium Edetat (Exp : 192)
Nama resmi : DISODIUM EDETAT
Sinonim : Disodium edathamil, tetracemate
disodium
RM/BM : C10H14N2Na2O8/336,21
Pemerian : Serbuk kristal putih, dengan
sedikit rasa asam.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam
kloroform dan eter, sedikit larut dalam etanol (95%), larut 1 dalam 11 bagian
air.
Kegunaan : Pengawet dan pengkhelat
Sterilisasi : Otoklaf
Inkompaktibel : Incomp dengan bahan pengoksidasi kuat,
basa kuat, ion logam polivalen seperti
besi, nikel.
Kestabilan :.Sedikit stabil dalam bentuk padat,
lebih stabil dalam bentuk basa bebas, mengalami dekarboksilasi jika dipanaskan
di atas suhu 150 0C. Kehilangan air kristalisasi ketika dipanaskan
sampai 120 0C. Sedikit higroskopis, maka harus dilindungi dari
kelembaban.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, sejuk dan
kering.
pH : 4,3-4,7 untuk 1%
larutan dalam karbondioksida bebas air.
3.
Natrium Asam Fosfat (Exp:496; RPS 18th:821;
MD 28th:641)
Nama resmi : MONOBASIC SODIUM PHOSPHATE
Sinonim : Natrium dihidrogen fosfat,
natrium asam fosfat
RM/BM : NaH2PO4/119,98
Pemerian : Tidak
berbau, tidak berwarna atau putih, anhidratnya berupa serbuk kristal atau granul
putih. Larutannya asam atau
melepaskan CO2 dengan natrium karbonat.
Kelarutan : 1 dalam 1 bagian air, praktis
tidak larut dalam alkohol, kloroform dan eter.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, tempat
yang kering dan sejuk.
Kegunaan : Bahan pendapar
Sterilisasi : Otoklaf atau penyaringan
Inkompaktibel : Incomp
dengan bahan-bahan alkali dan karbonat, larutannya bersifat asam dan melepaskan
CO2 dari karbonat. Hindari pemberian dengan aluminium, Ca atau Mg
dalam bentuk garam karena dapat berikatan dengan fosfat dan mengganggu
absorpsinya pada saluran pencernaan. Interaksi antara Ca dan fosfat membentuk kalsium
fosfat yang tidak
larut dan mengendap.
Kestabilan : Stabil
secara kimia pada pemanasan 100 0C, bentuk dihidrat kehilangan
seluruh air kristalisasinya. Pada pemanasan lebih lama melebur dengan peruraian
pada 205 0C membentuk hidrogen pirofosfat (Na2H2P2O7) dan pada 250 0C meninggalkan
residu akhir natrium metafosfat (NaPO3).
pH : 4,5
4.
Dinatrium Hidrogen Fosfat (Exp:493; RPS
18th:787; MD 28th:641)
Nama resmi : SODIUM PHOSPHATE
Sinonim : Natrium fosfat, dibasic sodium
fosfat
RM/BM : Na2HPO4/141,96
Pemerian : Kristal putih, tidak berwarna,
larutannya alkali, tidak berbau, efforesensi, kristal transparan.
Kelarutan : 1
gram dalam 4 ml air. 1 gram dalam 5 ml air, praktis. Tidak larut dalam alkohol.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, tempat
yang kering dan sejuk.
Kegunaan : Bahan pendapar
Sterilisasi : Otoklaf atau penyaringan
Inkompaktibel : Incomp
dengan alkaloid antipirin, kloralhidrat, asetat, pirogalol, resorsinol,
striknin, Ca glukonat.
Kestabilan : Anhidratnya
higroskopis. Pada pemanasan 100 oC kehilangan air kristalnya. Pada
suhu 400 0C berubah menjadi pirofosfat (Na4P2O7),
laruran berairnya stabil.
pH : 9,5, larutan 2% dalam
air pHnya 9-9,2.
5.
Benzalkonium Klorida (Exp:23; RPS 18th:1164;
MD 28th:949)
Nama resmi : BENZALKONII CHLORIDUM
Sinonim : Benzalkonium klorida
RM/BM : [C6H5CH2N(CH3)2R]Cl,
R= alkil /+ 360,0
Pemerian : Serbuk
amorf, kekuningan, gel tebal, atau lempeng gelatin, higroskopis, seperti sabun
bila disentuh, sangat pahit, bau aromatis.
Kestabilan : Larutannya stabil pada range pH
dan suhu yang luas. Larutannya dapat disimpan pada waktu yang lama pada suhu
kamar. Larutan air yang disimpan pada wadah polivinil klorida atau poliuretan
dapat kehilangan aktivitas antimikrobanya.
Penyimpanan : Dalam
wadah tertutup baik, terlindung dari cahaya kontak dengan logam, di tempat yang
kering dan sejuk
Kegunaan : Pengawet
Sterilisasi : Otoklaf atau penyaringan
Inkompaktibel : Incomp
dengan aluminium, alkali, sabun, surfaktan anionik, sitrat, kapas, fluoresensi,
hidrogen peroksida, iodida, kaolin, lanolin, nitrat, permanganate, surfaktan nonionik
konsentrasi tinggi, AgNO3, salisilat, protein, sulfonamida, tartrat,
ZnO, ZnSO4, beberapa campuran karet dan plastik.
Kelarutan : Sangat
larut dalam air, alkohol, aseton, praktis tidak larut dalam eter. Larutannya
berbusa jika dikocok.
pH : 5-8 untuk 10% larutannya.
6.
Povidone ( FI III; 510, Exc; 656)
Nama
Resmi : POVIDONUM
Nama
Lain : Povidonum, Polivinil
Pirolidon
Pemerian : Serbuk putih atau putih
kekuningan, berbau lemah atau tidak berbau, higroskopik.
Kegunaan : Pemviskositas
Stabilitas : Menjadi
gelap jika dipanaskan pada 150 0C yang menurunkan kelarutannya dalam
air, stabil pada siklus singkat dengan panas 110-130 0C.
Inkompaktibel : Dalam
larutan dengan garam anorganik, semisintetik, Phenobarbital,tannin,
sulfatiazole.
pH : 3-7 untuk 5% b/v
larutan berair
Konsentrasi : 2-10%
7. Natrium
klorida (Dirjen POM, 1979; 403)
Nama resmi : NATRII
CHLORIDUM
Nama lain : Sodium
klorida
RM / BM : NaCl
/ 58,44
Pemerian : Serbuk
kristal putih; tidak berwarna; berasa garam
Kelarutan : Sedikit
larut etanol; larut dalam 250 bagian etanol 95%; larut dalam 10 bagian
gliserin; larut dalam 2,8 bagian air dan 2,6 bagian pada suhu 100o C
Kegunaan : Agen
tonisitas; sumber ion natrium
Inkompaktibel : Larutan
NaCl bersifat korosif dengan besi; membentuk endapan bila bereaksi dengan perak;
garam merkuri; agen oksidasi kuat pembebas klorin dari larutan asam NaCl;
kelarutan nipagin menurun dalam larutan NaCl.
Titik didih : 801o
C
pH : 1439o C
Titik lebur : 6,7-7,3
Stabilitas : Larutan
NaCl stabil tetapi dapat memecah partikel kaca dari tipe tertentu wadah kaca.
Larutan cair ini dapat disterilisasi dengan cara autoklaf atau filtrasi. Dalam
bentuk padatan stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup wadah tertutup
rapat, sejuk dan tempat kering.
8.
Air Injeksi (FI III:96; FI IV: 112)
Nama resmi : AQUA STERILE PRO INJECTIONEA
Sinonim : Aqua pro injeksi
RM / BM : H2O / 18,02
Pemerian : Cairan
jernih, tak berwarna, tak berbau, dan tak berasa.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik, jika
disimpan dalam wadah tertutup kapas berlemak harus digunakan 3 hari setelah
pembuatan
Kegunaan : Pembawa/pelarut
Sterilisasi : Otoklaf
VII.Perhitungan
1. Kapasitas
Dapar
pH =
6,5
NaH2PO4 = 0,56% b/v BM
= 120,01
Na2HPO4 = 0,284% b/v BM
= 142,14
M NaH2PO4 = = =
0,047 M
M Na2HPO4 = = =
0,02 M
pKa dapar fosfat = 7,2
Ka = - antilog pKa
= 6,3
x 10-10
pH dapar fosfat =
6,5
[H+] =
- antilog pH
=
3,16 x
10-7
C =
C NaH2PO4 + C Na2HPO4
=
0,047 + 0,02 = 0,067 M
Kapasitas dapar =
=
= 0,021 grek/L
Untuk pH 6,8 (Timolol)
ß =
0,021 =
0,021 = 0,468 C
C = 0,045
PH = pKa
+ log
6,8 = 7,2
+ log
log = - 0,4
= 0,398
[G] = 0,398[A]
C
= [Asam] +
[Garam]
0,045 = 0,398[Asam] +
[Asam]
0,045 = 1,398 [Asam]
1,398[Asam] = 0,045
[Asam] =
[A] = 0,032 M
[G] = 0,398
x 0,032 M
= 0,0127 M
[Asam] =
gram = 0,032
x 120,01 x 1
L =
3,84 gram
%b/v = 3,84 g/L
= 3,84
g/1000 ml = 0,384 g/100 ml
= 0,384%
[Garam] =
gram = 0,0127
x 142,14 x 1
L =
1,805 gram
%b/v = 1,805 g/L
= 1,805
g/1000 ml = 0,1805 g/ml
= 0,1805
%
2. Perhitungan
Isotonis
W =
PTB Timolol Maleat 0,07 C1 = 0,25%
PTB Benzalkonium Klorida 0,05 C2 = 0,01%
PTB Na2HPO4 0,24 C3 = 0,1805%
PTB NaH2PO4 0,26 C4 = 0,348%
PTB Na2EDTA 0,13 C5 = 0,1%
PTB PVP 0,01 C6
= 2%
PTB API 0,575
W =
=
= 0,316/0,576
= 0,56 g/ml
Karena hipotonis, maka perlu penambahan bahan pengisotonis.
VIII.
Perhitungan Bahan
Dibuat 7,5 ml
Dilebihkan untuk pembilasan 5 ml
Hasilnya 12,5 ml
Timolol
Maleat 0,25% x 12,5 =
31,25 mg
Benzalkonium
klorida0,01% x 12,5 = 1,25 mg
Povidone 2% x 12,5 = 250 mg
Na2EDTA 0,01% x 12,5 =
1,25 mg
NaH2PO4 0,384% x 12,5 =
48 mg
Na2HPO4 0,185% x 12,5 =
22,56 mg
NaCl 0,56 x 12,5 = 78 mg
API ad 12,5
ml
IX.
Pengenceran
Timolol Maleat
50 Ã
ad 10 ml (API)
2 ml
Benzalkonium klorida
50 Ã ad 50 ml (API)
1 ml
Na2HPO4 =
22,56
50 mg 10 ml
1 ml = 5 mg
Jadi setiap 4,512 ml = 22,56 mg
NaH2PO4
50 mg
10 ml
1 ml = 5 mg
Jadi setiap 9,6 ml = 48 mg
X.
Cara Kerja
1. Disiapkan alat dan bahan yang digunakan. Bahan
disterilkan sesuai dengan metode masing-masing.
2. Botol yang digunakan dicuci dengan deterjen lalu
dibebas alkalikan dengan cara direndam dengan HCl 0,1 N panas selama 30 menit
lalu bilas dengan API dan disterilkan dengan autoklaf.
3. Tutup karet dibersihkan dan dibebas sulfurkan dengan
cara direndam dalam Na2CO3 2% mengandung 0,1% Na-lauril
sulfat, dipanaskan selama 15 menit, didinginkan dan disterilkan di
otoklaf selama 20 menit.
4. Dibuat pengenceran Na-EDTA dengan cara 50 mg Na2EDTA
dilarutkan dalam 5 ml API kemudian dipipet 1 ml.
5. Dibuat pengenceran Benzalkoinum klorida dengan cara 50
mg benzalkonium klorida dilarutkan dalam 50 ml API dipipet 1 ml.
6. Di
timbang Na2HPO4 22,56 mg dan NaH2PO4
sebanyak 48 mg.
7. Dibuat
pengenceran timolol maleat dengan cara 50 mg timolol maleat dalam 10 ml
API dipipet 2 ml
8. Timolol maleat dilarutkan dalam dapar fosfat hingga
larut.
9. Kemudian ditambahkan hasil pengenceran benzalkoiunm
klorida 1m dan Na2-EDTA 1 ml ke dalam larutan (8).
10. Cek pH, cukupkan volumenya dengan API.
11. Dimasukkan dalam botol wadah kaca warna coklat.
12. Disterilkan dengan autoklaf selama 15 menit, suhu 1210C.
13. Dinginkan.
14. Diberi etiket dan dimasukkan dalam wadah/kemasan.
DAFTAR
PUSTAKA
Ansel.
Howard C.1979.Pengantar Bentuk Sediaan
Farmasi IV. UI Press : Jakarta
Dirjen
POM, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Depkes RI, Jakarta.
Dirjen
POM, 1995, Farmakope Indonesia, Edisi IV, Depkes RI, Jakarta.
Ganiswara, S.B., 1995, Farmakologi
dan Terapi, Edisi IV, Bagian Farmakologi FKUI, Jakarta.
Gennaro, A.R., 1998, Remington's
Pharmaceutical Science, 18th Edition, Marck Publishing Co,
Easton
Jenkins, G.L., 1969, Scoville's:The
Art of Compounding, Burgess Publishing Co, USA
Kibbe,A.H., 1994. Handbook of
Pharmaceutical Excipient, The Pharmaceutical Press, London.
Lachman, L, et all, 1986, The Theory
and Practise of Industrial Pharmacy, Third Edition, Lea and Febiger,
Philadelphia
Lund Water. 1994. The Pharmaceutical Codex. The Pharmaceutical press : London
Martin. 1971.Dispending of Medication. Marck publisher Company : pensilvinia
Parfitt,K., 1994. Martindale The
Complete Drug Reference, 32nd Edition, Pharmacy Press.
Sprowl, J.B., 1970. Prescription Pharmacy, 2nd
Edition, JB Lipicant Co, USA.
Tjay, T.H., 2000. Obat-obat Penting,
Edisi V, Depkes RI, Jakarta.
Turco, S.,dkk.1970. Sterile Dosage Forms,
Lea and Febiger, Philadelphia.
TABEL STERILISASI
No
|
Nama Alat/Bahan
|
Metode Sterilisasi
|
1
|
Botol
|
Autoklaf,115-1160C, 30 menit
|
2
|
Batang pengaduk
|
Oven, 1700C, 1 jam
|
3
|
Pinset
|
Oven, 1700C, 1 jam
|
4
|
Kertas timbang
|
Oven, 1700C, 1 jam
|
5
|
Sendok tanduk
|
Autoklaf, 1210C,15 menit
|
6
|
Timolol
Maleat
|
Otoklaf
|
7
|
Benzalkonium klorida
|
Otoklaf
|
8
|
Na2HPO4
|
Otoklaf
|
9
|
NaH2PO4
|
Otoklaf
|
10
|
API
|
|
11
|
Erlenmeyer
|
Oven, 1700C, 1 jam
|
12
|
Sarung tangan
|
Autoklaf, 1210C,15 menit
|
13
|
Gelas ukur
|
Otoklaf, 1210C, 30 menit
|
Tabel : Tabel
Sterilisasi Alat dan Bahan Formula Tetes Mata Steril