Minggu, 05 Juli 2015

IMUNOLOGI KANKER

Sel adalah unit fungsional terkecil dari makhluk hidup. Sel terdiri atas sitoplasma, yang mengandung organel sel dan inti sel yang megandung informasi genetik. Sel mempunyai berbagai fungsi seperti pembentukan energi, sintesis protein, pewarisan sifat dan lain sebagainya. Fungsi setiap sel diatur dengan mekanisme molekuler, dan
memerlukan interaksi antara sel.
Neoplasia atau “pertumbuhan baru” adalah proliferasi sel yang tidak tergantung
pada proses fisiologis apapun dari sel. Neoplasia disebabkan oleh perubahan genetik
sehingga sel mengaktifkan program secara genetik, yang tidak sesuai.
Tubuh mempunyai mekanisme pertahanan berupa sistem limfoid yang akan
memberikan respon terhadap setiap antigen yang masuk kedalam sel atau jaringan tubuh. Respon ini berupa respon non spesifik dan spesifik. Namun sistem imun juga dapat berbalik menjadi penyebab kelainan atau penyakit pada seseorang yaitu apabila sistem imun memberikan respon yang berlebihan atau sebaliknya. Sistem imun ternyata juga berperan dalam pembentukan dan progresifitas tumor, di sisi lain sistem imun juga dapat menghambat perkembangan tumor.

Sel kanker adalah sel yang telah berubah struktur dan fungsi, sedemikian rupa sehingga sel tersebut mengalami peningkatan jumlah yang abnormal, invasif, yang dpt menyebar melalui pembuluh getah bening & pembuluh darah.


KONSEP PERKEMBANGAN SEL DAN JARINGAN KANKER
1. Kanker berkembang dari satu sel
2. awal pertumbuhan sel kanker merupakan kelompok monoklonal
3. Sub klonal sel kanker terjadi karena adanya perubahan gen
4. Kelainan dasar yang terjadi pada sel kanker berupa kelainan pengendalian proliferasi dan deferensiasi yang terjadi akibat kelainan gen
5. Berhentinya deferensiasi merupakan perubahan biologik sel kanker yang penting
6. Etiologi kanker multifaktorial
7. Perkembangan kanker merupakan proses multi step
8. Kanker yang berkembang progresifakan bersifat lebih ganas



Protoonkogen & Onkogen
Protoonkogen merup gen sel normal yang tdr dr daerah regulasi (regulatory region) dan daerah struktural (structural region). Protoonkogen peka thd perkembangan dan rangsang fisiologik. Kedua daerah protoonkogen tsb (regulasi dan struktural) dpt mengalami mutasi. Mutasi di daerah gen regulasi akan mendorong perub pd protein yang berperan pd pertumbuhan, sedang mutasi di daerah struktural akan mendorong sintesis protein yang menimbulkan penyimpangan struktur dan fungsi. Berbagai mutasi di kedua daerah protoonkogen di sel normal dpt menyebabkan protoonkogen berubah mjd onkogen shg sel normal mjd sel kanker.
Sinar ultraviolet (UV) dan radiasi merup agen yang merusak DNA. UV selain dpt menimbulkan karusakan yang luas, jg dpt menimbulkan kerusakan pd basa nukleotida scr individual. Sebaliknya, radiasi sering menimbulkan kerusakan DNA yang luas.
Gen yang menyandiinformasikeganasan disebut onkogen. Dan gen ini dpt dipindahkan dari satu sel ke sel yang lain, baik scr invitro (Weinberg, 1986) maupun invivo (Crystal, 1997). Proses ini disebut sebagai transfeksi.


Perubahan dan perkembangan sel kanker
Sel kanker merupakan sel tubuh yang mengalami perub keganasan. Perub yang didasari oleh mutasi protoonkogen mjd onkogen ini dpt terjadi karena karsinogen.
Istilah karsinogen sering digunakan utk menyebut substansi yang mendorong peningkatan insidens kanker bila berhub dgn substansi tsb. Substansi yang bersifat karsinogenik antara lain bahan kimia, virus, radiasi, dan yang lain. Karsinogen tersebut dpt menimbulkan mutasi dan tertbentk mutan. Perub kanker jg terjadi karena gangguan pd perbaikan gen. Bila kerusakan gen tidak dpt diperbaiki, maka tbt mutan.
Mutasi gen dapat menimbulkan kelainan pengaturan, ekspresi, dan penyimpangan gen penyandi protein yang berpengaruh pada fungsi vital sel, seperti proliferasi dan diferensiasi. Perubahan tersebut secara keseluruhan dapat diamati pada perubahan struktur dan fungsi yang terjadi pada sel kanker, antara lain kemampuan sel untuk menghasilkan protein yang memicu diri sendiri, dediferensiasi dan immortalitas.


Manifestasi tumor ganas (kanker) memerlukan akumulasi mutasi genetik dan melibatkan berbagai faktor. Menurut Forbes (1987), perkembangan sel kanker menjadi kanker merupakan proses yang kompleks yang bertahap (multistep process). Tahap perkembangan sel kanker tersebut antara lain, inisiasi, promosi dan progresi.
Pada tahap inisiasi terjadi perub genetik dari protoonkogen  (sel normal) menjadi onkogen (sel kanker). Perubahan yang menetap ini akan disusul oleh proses lanjutan.
Perubahan ini dpt diamati dan difahami berdasar penelitian pd kanker kolorektal yang memunculkan fenomena multihit.
Akumulasi yang terjadi baik onkogen maupun supresor gen menimbulkan perubahan keganasan.

 




Tidak ada komentar:

Posting Komentar